Kemerdekaan bagi saya adalah bebas, khususnya, dalam hal bersuara โ Gisela Cindy (British Columbia)
Kemerdekaan bagi saya adalah bebas menjadi diri sendiri, mencintai siapapun dan memilikinya di mana pun setiap waktu โ Kley Klemens (British Columbia)
Kemerdekaan bagi saya adalah kebebasan untuk mempunyai berbagai pilihan dalam hidup yang juga bebas saya pilih yang manapun saya mau โ Jade Gandasubrata (Alberta)
Kemerdekaan bagi saya bukan pencapaian akhir tapi awal dari semua perjuangan untuk saling menghormati dan bebas berkarya โ Putu Karisma Verlina (British Columbia)
Kemerdekaan bagi saya adalah kebebasan mengeluarkan pendapat, ide dan menjalankan kehidupan sehari-hari tanpa ada paksaan, intimidasi atau pengaruh dari orang lain. Kebebasan untuk bisa hidup sama dan layak seperti orang lain juga โ Heryadi Kurnia (British Columbia)
Kemerdekaan bagi saya adalah memperbolehkan saya berekspresi dan berkreatif, tanpa ada jajahan. Kemerdekaan untuk memilih (to vote), kemerdekaan memilih kepercayaan (freedom of belief) dan beragama โ Lina Asensio (Alberta)
Kemerdekaan bagi saya adalah kebebasan untuk menjadi manusia yang sesungguhnya dengan tetap menaati hukum negara setempat โ David (British Columbia)
Kemerdekaan bagi saya adalah bisa melihat anak-anak saya memiliki kebebasan menjadi anak-anak sejatinya. Kebebasan bermain, meraih pendidikan setinggi-tingginya, kebebasan berkarya dan mengekspresikan diri mereka, yang semuanya itu tidak akan mungkin mereka nikmati tanpa pengorbanan pahlawan-pahlawan dalam hidup kita. Mulai dari pahlawan kemerdekaan seperti kakek saya, pahlawan tanpa tanda jasa yaitu para guru seperti suami saya serta orang-orang tua yang membesarkan kita โ Dini Kimmel (New Brunswick)
Kemerdekaan bagi saya adalah kebebasan yang bertanggung jawab โ Kemal Wahyu (British Columbia)
Kemerdekaan bagi saya adalah bebas memberi suara dan pendapat. Tidak membedakan suku, agama dan ras โ Efendy (British Columbia)


Para pendiri bangsa telah sepakat tentang Bhinneka Tunggal Ika sebagai tatanan mengenai kesatuan tanpa penyeragaman dan perbedaan tanpa perpecahan.
Hidup dikelilingi banyak gagasan, kebiasaan, tradisi, keyakinan, serta pemahaman berbeda sesungguhnya dapat membuka pori-pori kecerdasan.
Membentuk kepribadian dan karakter menjadi manusia yang tidak mudah patah karena secara pikir akan memiliki kekayaan cara pandang berdasarkan pengalaman dalam menemukan, bergaul dan bersentuhan dengan hal-hal yang mungkin atau belum dipahami.
Seandainya kita berpendirian bahwa gula itu manis, maka ketika suatu hari menemukan gula tetapi tidak manis, kita bisa saja beranggapan bahwa itu bukan gula.
Namun, berbekal pengetahuan hidup dalam keberagaman, kita akan tetap mengenggam kesadaran bahwa manis itu tidak hanya berasal dari gula saja.
Bagi Indonesia sendiri, kemajemukan adalah akar dan bukan sesuatu yang baru.
Dengan lebih dari 200 juta penduduk di lebih dari 17.000 pulau, memiliki 737 bahasa daerah dari sekitar 300 kelompok etnik, memang sudah sedari awal Indonesia terbentuk dari perbedaan.
Dan bahasa yang melampaui semua batas wilayah, bahasa tanpa mengenal aksara juga tanda baca adalah bahasa memahami.
Dirgahayu Indonesia!
Cover Photo: Siska Restu Anggraeny Attribution-NoDerivs 2.0 Generic (CC BY-ND 2.0)