Olahraga Tanpa Superstar

Olahraga Tanpa Superstar

HC SVNT DRACONES! HERE BE DRAGONS! AKAN ADA BANYAK NAGA DI SINI! 

Begitu ujaran para petualang dari benua Eropa ketika mereka sedang membuat peta untuk menjajaki jalur pelayaran menuju tempat-tempat yang sangat jauh dan belum pernah didatangi.

Kalimat dalam bahasa Latin tersebut bermakna bahaya atau unexplored territories, sebagai tanda kewaspadaan akan berbagai kemungkinan rintangan yang harus dihadapi dalam penjelajahan mereka.

Kawasan Concord Pacific Place, Creekside Park dan perairan False Creek di Vancouver, tentu saja bukanlah wilayah yang mengerikan meskipun ada banyak naga ‘berkeliaran’ di sana sepanjang hari Jumat hingga Minggu, 21-23 Juni 2019 lalu.

Area tersebut sedang menjadi tuan rumah untuk ke 31 kalinya bagi Dragon Boat Festival yang diselenggarakan setiap tahun.  

Dengan 200 tim terbaik berlaga, di mana terdapat 22 orang pada masing-masing tim; dengan peserta tak hanya dari Canada namun juga berasal dari USA, dari Czech Republic, Australia, United Kingdom dan China sebagai negara asal tradisi Dragon Boat; dengan beragam kategori umur, mulai dari usia  Sekolah Menengah Atas hingga para ‘Grand Dragons’ berusia 60, 70 bahkan 80 tahun; dengan banyak klasifikasi dan divisi perlombaan, maka tak pelak bila Vancouver Dragon Boat Festival ini merupakan kancah pertarungan Dragon Boat terbesar yang diselenggarakan di North America dan bahkan di luar benua Asia.

Bila dibandingkan dengan olahraga beregu lainnya, olahraga ini ‘hanya’ menuntut kesungguhan dan komitmen tinggi dari para anggota tim untuk mempunyai rasa kebersamaan yang kokoh satu sama lain.

Itu saja!

Pada sepakbola atau sebuah tim bola basket, permainan mungkin didominasi oleh satu atau dua orang yang, dengan kemampuannya, dapat menggiring rekan-rekan satu timnya untuk bertanding habis-habisan sehingga memperoleh kemenangan.

Baca juga:  Melahap Tiga Puluh Buah Manggis Sehari

Di Dragon Boat, semua orang dalam satu regu  benar-benar harus menjadi satu kesatuan yang utuh.

Persaudaraan dan solidaritas yang menjadi atmosfer Dragon Boat Festival kian kental terasa melihat ada kelompok beranggotakan Breast Cancer Survivors (penyintas kanker payudara) turut ambil bagian.

Pemilik Foto: Pinky Brotodiningrat

Mengenakan kaos seragam berwarna Pink, sebuah simbol kepedulian berskala Internasional terhadap kanker payudara, bertuliskan A breast in A Boat sebagai nama regu, tim ini mencuri perhatian khalayak yang hadir.    

Adalah Donald Chisholm Mc Kenzie, seorang Profesor spesialis Sports Medicine di University of British Columbia, yang di tahun 1996, pertama kali membentuk tim Dragon Boat dengan anggota para perempuan yang memiliki riwayat kanker payudara. Ia benar-benar meyakini bahwa Dragon Boat adalah olahraga paling tepat bagi penyintas kanker payudara karena kegiatan ini memberikan aktivitas pada tubuh bagian atas agar tetap bergerak sekaligus juga sarana bersosialisasi.

Dan untuk mendukung hal tersebut, sebuah organisasi Internasional  bernama The International Breast Cancer Paddlers’ Commission (IBCPC) didirikan di Canada. Organisasi dengan misi mengembangkan olahraga Dragon Boat sebagai gaya hidup sehat bagi mereka yang didiagnosa kanker payudara ini telah menaungi 29 group Dragon Boat di seluruh dunia yang beranggotakan Breast Cancer Survivors

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki karakter masyarakat guyub dan bahkan mempunyai lagu anak-anak berjudul Nenek Moyangku Orang Pelaut dengan lirik sangat heroik: ‘menerjang ombak tiada takut menempuh badai sudah biasa’, semestinya Indonesia bisa berpartisipasi aktif dalam Dragon Boat Festival di Vancouver pada tahun-tahun mendatang.

Sebuah ajang olahraga yang mengajarkan kerendah-hatian sekaligus ketangguhan. 

Menebarkan kepaduan dan kesetiakawanan. 

Ajang olahraga yang inklusif.  

Olahraga tanpa superstar.

Cover Image by thoop from Pixabay

Back to Top