Para Menteri Luar Negeri dari 5 negara, yaitu Mexico, Indonesia, Korea, Turkey dan Australia melakukan diskusi informal di sela-sela Konferensi Menteri Luar Negeri dari negara-negara anggota G20 di Los Cabos, Mexico, 2012. Pembicaraan yang berbuah kesepakatan untuk menjalin kemitraan lintas wilayah (cross-regional partnership) tersebut kemudian resmi diwujudkan tahun 2013 pada selang waktu Sidang Majelis Umum PBB ke 68 di New York, Amerika Serikat.
Lahirlah MIKTA yang namanya merupakan gabungan dari huruf depan 5 negara pencetus.
Telah berjalan 6 tahun, hingga saat ini MIKTA tetap teguh pada komitmen mendukung satu sama lain dalam diplomasi Internasional, terutama menyangkut isu-isu dunia. Adapun tema yang menjadi prioritas adalah tata kelola energi internasional dan akses energi, kontra-terorisme dan keamanan, pemeliharaan perdamaian, perdagangan dan ekonomi, kesetaraan gender, pemerintahan yang baik serta pembangunan berkelanjutan.
Seluruh negara anggota MIKTA sekaligus anggota organisasi Internasional yang lebih besar seperti United Nations, World Trade Organization dan G20, membuat MIKTA memiliki kekuatan untuk memainkan peran strategis sebagai penghubung antara negara maju dan negara berkembang.
Kepemimpinan MIKTA ditetapkan bergiliran. Saat ini Mexico menjabat sebagai Ketua MIKTA hingga tahun 2020.



MIKTA juga rutin bertemu setiap tahun di seluruh negara di mana terdapat para wakil negara-negara anggotanya. Demikian penjelasan Bapak Firman Priambodo, konsul Informasi, Sosial dan Budaya. Di Vancouver, tahun ini, diadakan pada tanggal 10 Desember 2019. Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Vancouver berkesempatan menjadi tuan rumah. Acara dihadiri oleh semua konsul jenderal negara-negara anggota MIKTA.
Malam itu, kelima negara anggota MIKTA menampilkan kesenian dan hidangan khas masing-masing.
Maka percakapan mengenai aliansi keamanan internasional dan ekonomi pasar bisa dituntaskan sambil menyantap Dak-Gang-Jeong (deep fried sweet chilli chicken wings/sayap ayam pedas manis) racikan Korea atau Saksuka, hidangan vegetarian berbahan dasar terong, tomat, kentang, zucchini dan bawang putih asal Turkey, ditingkahi musik Mariachi Band persembahan Los Dorados dari Mexico. Mendengarkan Didgeridoo, alat musik tiup tradisional Australia, dimainkan oleh Shine Edgar atau tabuhan Musik Sufi oleh Mustafa Kemal Akar dan Mutlu Bahar dari Turkey, seraya menjumput kepingan biskuit Lamington Australia atau menyesap manisnya Bubur Sum Sum Indonesia sangat mungkin dilakukan sembari merumuskan cara memperkuat multilateralisme.






Obrolan penting tak melulu harus dengan tegang. Layaknya perjumpaan bersama sahabat, selingan makanan dan kebudayaan menghadirkan keakraban untuk mengiringi lahirnya permufakatan penting bagi peradaban dunia.