Forest Bathing merupakan salah satu bentuk terapi alam yang dikembangkan di Jepang pada 1980-an. Shinrin-Yoku disebutnya. Shinrin berarti “hutanโ dan Yoku berarti “mandiโ. Melaksanakannya berarti menghabiskan waktu di hutan, memperhatikan yang dilihat, didengar, melatih penciuman dan mengaktifkan sentuhan pada batang kayu, rerumputan, tumbuhan serta dedaunan. Termasuk di dalamnya berjalan lambat, meditasi atau hanya duduk diam di tempat yang tenang. Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa Shinrin-Yoku ini memiliki banyak manfaat kesehatan seperti menurunkan stres, meningkatkan suasana hati dan mengurangi kelelahan.
Sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam International Journal of Environmental Health Research menunjukkan bahwa meskipun sebentar, barangkali 30 menit saja berada di area hutan atau taman yang rimbun tanpa melakukan olahraga apapun, sudah lebih dari cukup untuk meningkatkan kesejahteraan tubuh.
Untuk studi tersebut, para peneliti mensurvei 94 orang dewasa yang mengunjungi salah satu dari tiga taman kota di dekat Birmingham, Alabama, USA, selama musim panas dan musim gugur. Mereka diberi pelacak kebugaran untuk mengukur aktivitas fisik dengan tidak diberi tahu sama sekali apa yang harus dilakukan di taman dan seberapa lama mereka diminta berdiam di sana. Setiap orang juga mesti menjawab pertanyaan tentang kepuasan serta suasana hati mereka sebelum dan setelah kunjungan mereka ke taman.
Kunjungan tersebut rata-rata berlangsung selama 32 menit dan meskipun hanya 30% orang yang melakukan aktivitas fisik saat berada di sana namun skor kesejahteraan terlihat meningkat pada 60% orang. Agaknya bagi sejumlah besar orang dalam penelitian ini, hanya berada di ruang hijau saja sudah cukup memicu perubahan signifikan. Begitu menurut Hon Yuen, Direktur Penelitian Departemen Terapi Okupasi Universitas Alabama, Birmingham, USA.
Karena semua alasan inilah komunitas medis semakin memandang ruang hijau sebagai tempat yang tepat di mana pasien mereka dapat memperoleh manfaat kesehatan fisik dan mental sekaligus. Beberapa dokter, sejak 2013, bahkan menulis resep untuk itu. “Resep alam” ini – yang hanya dapat ditebus di luar ruangan, di udara segar taman setempat – menyarankan pasien menghabiskan satu jam setiap minggu menjelajahi taman, hutan serta area terbuka yang dilingkupi rerimbunan pepohonan.
Dengan menulis resep alami – di samping resep farmasi, bila perlu – dokter mendorong pasiennya untuk keluar rumah dan memanfaatkan alam sebagai pengobatan gratis.
Pada tahun 2018, NHS Shetland, sistem rumah sakit yang dikelola pemerintah di Skotlandia, mulai mengizinkan dokter-dokternya untuk menulis resep alam yang mempromosikan aktivitas luar ruangan sebagai bagian rutin dari perawatan pasien.
Tips Melakukan Forest Bathing:
- Matikan telepon seluler dan simpan di dalam tas untuk mereduksi gangguan.
- Jalan perlahan-lahan dan sering berhenti untuk menyadari kehadiran diri sendiri bersama waktu
- Cari tempat yang tenang untuk duduk atau bahkan berbaring santai menikmati semuanya.
- Libatkan seluruh panca indra. Mendengarkan hembusan angin. Menatap sekeliling. Menghirup udara dalam-dalam dan mencium aroma hutan. Menyentuh batang pohon dan lumut dengan lembut.
- Memeriksa prakiraan cuaca dan menyiapkan pakaian sesuai cuaca agar tetap nyaman.
- Membawa perlengkapan keselamatan dan P3K seperlunya.
- Tetap mengikuti jalur pada peta hutan yang disediakan.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menjadikan 21 Maret sebagai Hari Hutan Internasional pada tahun 2012 dalam rangka meningkatkan kesadaran akan pentingnya hutan serta merayakan kontribusi pohon bagi kehidupan manusia. PBB juga mendorong peran pendidikan dalam mewujudkan pengelolaan hutan lestari dan konservasi keanekaragaman hayati.
Kota sesibuk Vancouver pun tetap menyediakan ruang bagi warganya bercengkerama dengan hutan:
1. Stanley Park, Vancouver
2. Pacific Spirit Regional Park, Vancouver
3. Lighthouse Park, West Vancouver
4. Rice Lake, North Vancouver
5. Burnaby Mountain Conservation Area, Burnaby
Cover Photo by Raul Varzar on Unsplash