Membicarakan bakso, tentunya membangkitkan rasa kangen akan tanah air. Teringat bakso khas Malang, yang lebih dikenal dengan bakwan Malang. Bakso Solo dengan ciri khas isian taoge dan sayuran dengan kuah yang cenderung lebih manis. Ada juga bakso Wonogiri, khas dengan tetelan kulit di kuah panasnya. Belum lagi membayangkan bakso urat, bakso granat, bakso tenis dan lainnya.

Pandemi, membuat banyak korban PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) melirik olahan makanan satu ini untuk dijadikan sumber rupiah. Banyak alasan mengapa mereka memilih membuka usaha bakso. Selain proses pembuatannya yang mudah, juga karena makanan ini selalu diburu banyak kalangan. Mulai orang tua, anak muda, bahkan anak kecil pun menyukai bakso. Tidak heran jika akhirnya persaingan usaha semakin ketat.
Ini membuat pelaku usaha harus cerdik menyiasati olahan baksonya agar menarik minat pembeli.
Makanan yang sering disuguhkan hangat ini telah mengalami banyak kemajuan dalam hal penyajian dan olahan bumbunya.
Dulu bakso selalu disajikan dengan kuah panas, menjadi isian Sup dan Capcay. Kini di tangan para pengusaha bakso, muncul kreativitas olahan bakso yang lebih modern dan cenderung unik. Biasanya hanya berisi urat ataupun daging tetelan, sekarang ada juga isian keju, cabe, mozarella bahkan sayuran.
Ada bakso yang menjadi favorit akhir akhir ini, yaitu bakso mercon. Isiannya penuh sensasi pedas, baik dalam baksonya ataupun di bumbu kuahnya. Padahal justru cabe sedang melambung harganya. Entah, karena tantangan harga cabe melambung ataukah memang rasa pedas menjadi pilihan terenak dan sesuai untuk olahan bakso. Faktanya, memang makan bakso identik dengan kuah pedas. Bakso bambu pun tak kalah fenomenal. Bentuknya mirip bambu. Ada lagi bakso lava yang berbentuk kerucut seperti gunung dan menggunakan saus serta sambal sebagai efek lava pijarnya.
Bakso iga dengan isian daging yang masih menempel di tulangnya, juga bisa menjadi pilihan nikmat menyantap bakso. Juga ada bakso bola yang benar benar sebesar bola ukurannya. Bisa disantap ramai-ramai bersama keluarga dan teman-teman.
Pengemasannya pun mengalami kemajuan. Jika biasanya disajikan siap santap oleh si abang tukang bakso, sekarang mereka juga mulai mengubah trik berdagangnya dengan mengemas bakso menjadi olahan beku dengan bumbu lengkap di dalamnya yang siap masak. Perubahan ini menjadikan mereka, sedikit punya peluang lagi, setelah beberapa waktu terkena imbas pandemi. Bahkan mereka pun bisa juga mengirimkan bakso yang sudah dibekukan agar awet melintasi samudra.

Daripada membayangkan yang jauh, mari kita mencoba membuat sendiri di rumah. Ini adalah salah satu resep yang pernah saya coba dan cukup mudah dan sehat untuk dikonsumsi keluarga.
Selamat mencoba!
Resep Bakso Krucil
Bahan :
- 1 kg daging sapi bagian sengkel / tanpa lemak
- 200 gr tepung tapioka
- 8 siung bawang merah boleh mentah atau digoreng lebih dulu
- 10 siung bawang putih, boleh mentah atau digoreng lebih dulu
- 2 sdm bawang merah goreng
- 2 sdt merica bubuk
- 2 sdm kaldu bubuk
- 1 butir telur
- 45 gr garam
- 200 ml air es
Cara Membuat :
- Haluskan daging terlebih dahulu, setelah itu masukkan garam, air es, tepung, telur dan bumbu sampai terlihat bisa dicetak dengan tangan
- Diamkan sebentar
- Siapkan air panas, dengan suhu sekitar 70 derajat C
- Bentuk bulat adonan dengan tangan atau menggunakan sendok khusus bumbu dapur kemudian masukkan ke air panas
- Setelah penuh, masak di atas api kecil lalu tunggu sampai air mendidih dan bakso mengapung
- Angkat dan tiriskan
Bumbu Kuah Bakso
Bahan :
- Tulang kaki/lutut sapi
- 4 siung Bawang merah
- 6 siung bawang putih
- 2 sdt merica
- 1 sdm kaldu bubuk
- 1 sdm garam
- 1 sdm gula
- 1 helai daun bawang
Cara Membuat:
- Rebus tulang sapi. Setelah mendidih, buang air rebusannya lalu rebus kembali menggunakan air baru
- Tumis bawang merah dan bawang putih yang sudah digiling terlebih dulu. Masukkan ke dalam kuah setelah air mendidih
- Masukkan merica, kaldu bubuk, garam, gula, dan daun bawang
- Koreksi rasa
- Sajikan bersama taburan daun sledri dan bawang goreng
Mengenai Penulis:
Yuyun Kyoiku merupakan sebuah nama pena. Seorang ibu rumah tangga dengan 2 orang anak. Bertempat tinggal di Tangerang, Indonesia. Pernah tergabung dalam sebuah grup kepenulisan dan membuahkan beberapa buku antologi. Kesibukan lainnya adalah mengelola sebuah grup kuliner khusus bakso yang bertujuan membangkitkan kembali gairah usaha bakso di Nusantara.
Follow Yuyun Kyoiku: IG @yuyun_kyoiku
Assalamu’alaikum mba…wihh manteb nih dah jadi penulis … tetep semangat terus mba…Kulo tenggo coretan penanya..
Salam saking cah Kulonprogo